Minggu, 04 November 2012

BELAJAR




BELAJAR

A.    Definisi Belajar
    Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dsan jenjang pendidikan. Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Di samping itu, ada pula sebagian orang yang memandang sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan membaca dan menulis.
    Skinner, seperti yang di kutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational psychology : the teaching learning process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
    Skinner, seperti juga Pavplov dan Guthrie, adalah seorang pakar teori belajar berdasarkan proses conditioning yang pada prinsipnya memperkuat dugaan bahwa timbulnya tingkah laku itu lantaran adanya hubungan antara stimulus ( rangsangan ) dengan respons ( tanggapan,reaksi ).
    Chaplin dalam Dictionary of Psychologhy membatasi belajar ialah proses memperoleh respons-respons sebagai akibat adanya latihan khusus.
    Hintzman dalam bukunya The Psychology of learning and memory Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme (manusia dan hewan) di sebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
    Wittig dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan belajar ialah perubahan yang relatif menetap terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman.
B.    Contoh Belajar
    Dalam mempermudah pemahaman anda mengenai bagaimana sebenarnya proses belajar itu berlangsung, berikut ada contoh sederhana sebagai gambaran.
    Seorang anak balita memperoleh mobil-mobilan dari ayahnya. Lalu ia mencoba mainan ini dengan cara memutar kuncinya dan meletakannya pada suatu permukaan atau daratan. Perilaku memutar dan meletakan tersebut merupakan respons atau reaksi atas rangsangannya yang timbul / ada pada mainan itu ( misal, kunci dan roda mobil-mobilan tersebut ).
    Pada tahap permulaan, respons anak terhadap stimulus yang ada pada mainan tadi biasanya tidak tepat atau setidak-tidaknya tidak teratur. Namun berkat latihan dan pengalaman berulang-ulang lambat laun ia menguasi dan akhirnya dapat memainkan mobil-mobilan dengan baik dan sempurna.Sehubungan dengan contoh ini, belajar dapat kita pahami sebagai proses yang dengan proses itu sebuah tingkah laku di timbulkan atau di perbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi atau rangsangan yang ada.
C.    Arti Penting Belajar
    Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan.
    Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Karena kemampuan berubahlah, manusia terbebas dari kemadegan fungsinya sebagai khalifah di bumi. Selain itu, dengan kemampuan berubah melalui belajar itu, manusia secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusan –keputusan penting untuk kehidupannya.
    E.L. Thorndike meramalkan, jika kemampuan belajar umat manusia di kurangi setengahnya saja maka peradaban yang ada sekarang tak akan berguna bagi generasi mendatang. Bahkan, mungkin peradaban itu sendiri akan lenyap di telan zaman ( Howe, 1980 ).
    Belajar juga memainkan peranan penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia (bangsa) di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat antara bangsa-bangsa lainnya yang lebih dulu maju karena belajar. Akibat persaingan tersebut, kenyataan tragis juga bisa terjadi karena belajar. Contoh, tidak sedikit orang pintar yang menggunakankepintarannya untuk mendesak bahkan menghancurkan kehidupan orang lain. Kenyataan tragis lainnya yang lebih parh juga muncul karena hasil belajar. Hasil belajar pengetahuan dan teknologi tinggi, misalnya tak jarang di gunakan umtuk membuat senjata pemusnah sesama umat manusia. Alhasil kinerja academic yang merupakan hasil belajar itu di samping membawa manfaat, terkadang juga membawa madarat.
    Meskipun ada dampak negatif dari hasil belajar sekelompok manusia tertentu, kegiatan belajar tetap memiliki arti penting. Alasannya, seperti yang telah di kemukakan di atas, belajar itu berfungsi sebagai alat mempertahankan kehidupan manusia. Artinya, dengan ilmu dan teknologi hasil belajar kelompok manusia tertindas itu juga dapat di gunakan untuk membangun benteng pertahan. Iptek juga bisa di pakai untuk membuat senjata penngkis agresi sekelompok manusia tertentu yang mungkin hanya di kendalikan oleh segelintir oknum.
    Selanjutnya, dalam perspektif keagamaanpun ( dalam hal ini agama islam ) belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat. Hal ini di nyatakan dalam surat Mujadalah : 11 yang artinya artinya : niscahya allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-orang beriman dan berilmu. Ilmu dalam hal ini tentu saja harus berupa pengetahuan yang relevan dengn tumtutan zaman dan bermanfaat bagi kehidupan orang banyak.
    Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tadi, anda selaku calon guru atau guru yang profesional seyoginya melihat hasil belajar siswa-siswa berbagai sudut kinerja psikologis yang utuh dan menyeluruh. Sehubungan dengan ini, seorang siswa yang menempuh proses belajar, idealnya di tandai oleh munculnya pengalaman-pengalaman yang bersifat kejiwaan tersebut di harapkan dapat mengembangkan aneka ragam sifat, dan kecakapan yang konstruktif, bukan kecakapan yang destruktif ( merusak ).
    Untuk mencapai hasil belajar yang ideal seperti di atas, kemampuan para pendidik teristimewa guru dalam membingbing belajar murid-muridnya amat di tuntut. Jika guru dalam keadaan siap dan memiliki profesiensi ( berkemampuan tinggi) dalam menunaikan kewajibannya, di harapkan terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas sudah tentu akan tercapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar